Bakat Anak : Gifted, Talented, Genius, Prodigy

Jumat, 20 Januari 2012 - Diposting oleh Badal di 23.59


Banyak istilah keberbakatan (anak berbakat) yang digunakan di psikologi seperti gifted, talented, genius dan prodigy ternyata tidak memiliki satu definisi atau batasan yang sama, hal ini baru saya ketahui setelah membaca buku karya Reni Akbar-Hawadi (Keberbakatan Intelektual Melalui Metode Non-tes dengan Pendekatan Konsep Keberbakatan Renzulli). Tetapi pada kesempatan kali ini saya akan coba merangkum definisi-definisi tersebut dan menjelaskannya sedikit.

Istilah gifted ditujukan untuk orang, anak didik atau siswa yang memiliki kemampuan akademis (secara umum) yang tinggi, yang ditandai dengan didapatkannya skor IQ yang tinggi pada pengerjaan tes kecerdasan/intelegensi (terkait: IQ Tidak Sama dengan Kecerdasan), sedangkan talented adalah kebalikannya, ditujukan untuk orang yang memiliki kemampuan unggul dalam bidang akademis yang khusus (seperti matematika, bahasa), juga bidang seni, musik, dan drama. Jadi kalau gifted itu ditujukan untuk kemampuan akademis secara umum, sedangkan talented ditujukan untuk dua kemampuan unggul:

Bidang akademis khusus

Bidang non-akademis

Contoh orang yang talented bisa diwakili oleh Bung Karno yang sangat jago dalam berpidato dan jago menguasai massa. Presiden Soekarno (EYD: Sukarno) dapat berpidato berjam-jam tanpa jeda dan tanpa teks, dan anehnya pendengarnya tidak jenuh-jenuh dan tetap serius mendengarkan beliau. Mengenai betapa berbakatnya Bung Karno dalam kemampuan berpidato dan mempersuasi massa dapat dibaca pada artikel Keajaiban-keajaiban Pidato Bung Karno.

Kemudian apa bedanya gifted dan genius (jenius)? Genius merujuk pada individu yang telah menampilkan kemampuan tingkat tinggi yang luar biasa pada prestasi bermakna, sedangkan gifted adalah secara umum merujuk pada mereka yang menampilkan tanda-tanda atau indikasi kemampuan superior. Jadi, seorang gifted belum tentu orang yang jenius, sebab gifted belum tentu memberikan kontribusi unik pada lingkungannya dalam kurun tertentu, tetapi orang jenius sudah pasti seorang gifted. Contoh orang jenius bisa diwakili oleh Bapak B.J. Habibie yang banyak memberikan kontribusi yang mengagumkan dalam bidang teknologi penerbangan di Indonesia dan dunia, juga berkontribusi atas perkembangan demokrasi di Indonesia. Mengenai kontribusinya dapat dibaca pada artikel Biografi (Lengkap) BJ Habibie : Bapak Teknologi dan Demokrasi Indonesia.

Istilah prodigy (anak ajaib) merujuk pada anak yang mampu berprestasi secara menakjubkan dalam bidang keterampilan tertentu seperti matematika, catur dan musik. Jadi prodigy ini boleh dibilang sama dengan talented menurut pengertian di atas. Contoh orang seperti ini barangkali bisa diwakili oleh Utut Adianto, seorang pecatur yang sering dianggap sebagai yang terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Ia adalah Grandmaster (GM) Indonesia berperingkat tertinggi di dunia saat ini. Saat meraih gelar grand master, ia adalah pecatur Indonesia termuda yang berhasil mencapai prestasi ini, yaitu pada usia 21 tahun.

Ciri-ciri fisik, antara lain :
- Sehat dan perkembangan psikomotorik lebih cepat dari rata-rata, dalam kemampuan koordinasi.
2. Ciri-ciri mental-intelektual, antara lain :
- Usia mental lebih tinggi daripada rata-rata anak normal. Daya tangkap dan pemahaman lebih cepat dan luas.
- Dapat berbicara lebih dini.
- Hasrat ingin tahu lebih besar, selalu ingin mencari jawaban.
- Kreatif.
- Mandiri dalam bekerja dan belajar.
- Mempunyai cara belajar yang khas.
3. Ciri-ciri emosional, antara lain :
- Punya kepercayaan diri yang kuat.
- Konsisten sampai keinginannya terpenuhi.
- Peka terhadap situasi di sekelilingnya.
- Senang dengan hal-hal yang baru.
Ciri-ciri tersebut dapat pula berkembang menjadi ciri-ciri yang negative, seperti: lekas bosan terhadap hal-hal yang rutin, egois dsb.
4. Ciri-ciri sosial, antara lain :
- Senang bergaul dengan anak-anak yang lebih tua.
- Suka permainan yang mengandung pemecahan masalah.
- Suka bekerja sendiri.
- Mempunyai ciri kepemimpinan.
Ditinjau dari segi negatif dapat berkembang ciri-ciri seperti :
- Sukar bergaul dengan teman sebaya.
- Sukar menyesuaikan diri dalam berbagai bidang.
Bakat sebagai aptitude biasanya diartikan sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi ( potential ability ) yang masih perlu dikembangkan atau dilatih.Yang dimaksud dengan anak berbakat ( menurut keputusan Seminar Nasional Pengembangan Pendidikan Luar Biasa 15-17 September 1980 ) adalah : Mereka yang oleh orang profesional diidentifikasikan sebagai anak yang mampu mencapai prestasi menonjol karena mempunyai kemampuan-kemampuan yang unggul. Anak-anak tersebut memerlukan program pendidikan yang berdiferensial dan/atau pelayanan di luar jangkauan program sekolah biasa agar dapat merealisasikan sumbangan mereka terhadap masyarakat maupun terhadap diri sendiri.
Sedangkan kemampuan adalah daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Kemampuan menunjukan bahwa suatu tindakan dapat dilaksanakan, sedangkan bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan di masa yang akan datang.
Bakat dalam kemampuan tersebut, baik secara potensial maupun yang telah nyata, meliputi :
- Kemampuan intelektual umum,
- Kemampuan akademik khusus
- Kemampuan berpikir kreatif-produktif
- Kemampuan memimpin
- Kemampuan dalam adalah satu bidang seni
- Kemampuan psikomotorik ( Martinson, 1974 )
Landasan Pengembangan Anak Berbakat
Bila kita mengembangkan suatu program untuk anak berbakat, maka penting diketahui bahwa kebutuhan dan kepentingan unik si individu sangat penting bagi perkembangannya. Anak berbakat tidak saja diidentifikasikan karena kemampuan yang lauar biasa ( outstanding ability ) dalam segi intelektual akademis, tetapi juga dalam bidang bepikir kreatif, kepemimpinan, kesenian, dan kesenian visual.
Di dalam program anak berbakat, anak diharapkan dapat didorong mengembangkan ide baru melalui kombinasi penalaran divergen dan konvergen, dengan bimbingan eksternal yang minimal dalam setiap bidang usaha. Untuk itu diperlukan suatu struktur program bimbingan konseling bagi anak berbakat yang meliputi beberapa dimensi tertentu, yaitu orientasi dan pengembangan individu secara menyeluruh melalui kegiatan kelompok.
Karakteristiknya
Salah satu ciri anak berbakat dalam pandangan Paul E. Vemon adalah dorongan rasa ingin tahu secara intelektual ( intellectual curiosity ) yang cukup tinggi pada anak. Tak heran orang tua kewalahan memiliki anak berbakat dengan kekayaan keingintahuan yang besar ini.
Anak berbakat juga mempunyai daya abstrak dan pelanaran besar. Mereka mudah menangkap penjelasan materi sulit dan mempu merangkai fakta, sehingga terbentuk pola hubungan sebab akibat maupun logika berpikir lainnya.
Anak berbakat juga memiliki minat luas, kemampuan dan kesiapan belajar tinggi, konsentrasi dan ketekunan besar dengan sifat tidak mudah putus asa dalam mencari pemecahan masalah.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls