Ayah Juga bisa depresi pasca melahirkan

Kamis, 15 Maret 2012 - Diposting oleh Badal di 23.17
Meskipun depresi paska melahirkan pada ibu-ibu baru telah dikenal dan didokumentasi dengan baik, sedikit lebih dari 10% ayah-ayah baru juga menjadi depresi sebelum dan sesudah kelahiran bayi mereka. Penemuan baru ini dipresentasikan di konferensi pers yang disponsori oleh American Medical Association. "Ini adalah level yang dua kali lebih tinggi daripada apa yang biasanya terlihat pada pria-pria dewasa." kata peneliti James F. Paulson, PhD, seorang dokter anak di Eastern Virginia Medical School di Norfolk. "Ini adalah masalah kesehatan masyarakat dan sesuatu yang kita perlu perhatikan."
Gejala-gejala dari depresi ini antara lain kesedihan, kehilangan minat, mempunyai masalah tidur dan semangat yang rendah. Pertanda lainnya bisa termasuk mudah marah, menarik diri dan melepaskan diri dari keluarga.
Para peneliti menganalisis 43 penelitian dari 28.004 ayah yang mengamati depresi sang ayah antara trimester pertama dan tahun pertama kehidupan bayi mereka. Dari jumlah tersebut, 10.4% para ayah mengalami depresi. Sebaliknya, 4.8% laki-laki dalam populasi umum mengalami depresi. Tingkat depresi diantara para ayah mencapai puncaknya di 3-6 bulan setelah kelahiran, demikian ditunjukkan dalam penelitian.
Depresi sebelum kelahiran dan paska kelahiran cenderung terjadi dalam keluarga-keluarga. Para ayah lebih berkemungkinan besar mengalami depresi sebelum dan sesudah kelahiran bayi jika para ibunya juga menderita depresi. Juga terdapat korelasi antara parahnya depresi di antara para ibu dan ayah dalam penelitian ini.
"Ini bisa jadi para ibu yang mulai atau para ayah yang mulai depresi, atau mungkin disebabkan oleh temperamen atau kesehatan anak," kata Paulson. Persisnya mengapa para ayah menjadi depresi tidak sepenuhnya dimengerti, tetapi mengingat fakta bahwa depresi paska melahirkan cenderung terjadi dalam keluarga, ini mungkin terkait dengan dinamika keluarga.
Telah menjadi fokus pada kemungkinan penyebab hormonal karena depresi paska melahirkan pada awalnya dilihat sebagai gangguan dari ibu. Penemuan-penemuan baru ini menunjukkan bahwa inlah waktunya untuk membentang jaring yang lebih luas saat mencari kemungkinan-kemungkinan penyebabnya, kata Paulson.
Seperti depresi ibu, depresi pada ayah dapat memiliki pengaruh negatif pada anak-anak. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak memiliki masalah emosional dan prilaku jika ayah mereka depresi selama masa kehamilan dan setelah melahirkan, katanya. "Jika para ayah depresi selama masa bayi, anak-anak mereka memiliki kosakata yang agak kurang pada usia 2 tahun," katanya.
Para pria juga mengalami stres paska melahirkan
Beberapa ibu baru mengalami stres paska melahirkan (baby blue) di beberapa minggu pertama setelah mereka melahirkan. Stres paska melahirkan itu sementara dan tidak serius. Stres paska melahirkan dapat membuat para wanita gampang menangis, emosional dan gelisah dan mungkin terkait dengan perubahan-perubahan hormon setelah melahirkan.
Para ayah juga bisa mengalami stres paska melahirkan, kata Paulson. "Saya menduga bahwa ada sesuatu seperti (stres paska melahirkan pada para ayah), tetapi belum jelas didokumentasikan," katanya.
Richard M. Glass, MD, wakil editor untuk Journal of American Medical Association dan profesor psikiatri di University of Chicago School of Medicine, mengatakan bahwa pesannya adalah harus waspada dan menyadari tanda-tanda depresi pada para ayah.
"Kenali bahwa ada hal-hal seperti depresi kehamilan dan paska melahirkan pada para ayah, dan jika anda mengkhawatirkan tentang apa yang sedang terjadi pada ayah, carilah sebuah penilaian,"katanya.
Glass mengatakan bahwa kekurangan tidur bisa jadi faktor depresi paska melahirkan pada para ayah, mengingat fakta bahwa depresi pada para ayah cenderung mencapai puncaknya di 3-6 bulan setelah kelahiran anak mereka. "Beberapa bulan pertama dipenuhi dengan sukacita membawa si bayi pulang ke rumah, dan setelah beberapa bulan segala sesuatu mulai sulit," katanya. "Tetapi banyak orang yang bisa melewatinya tanpa mengembangkan masalah dan hal-hal lain yang mungkin lebih rentan." Faktor-faktor kerentanan tertentu dalam keluarga bisa memberitahukan skala depresi diantara orangtua baru, katanya.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls